Jika Nola takut maka wajahnya pucat. Dengan demikian…

Jika Nola takut maka wajahnya pucat. Dengan demikian…
(A) Jika Nola tidak takut maka wajahnya tidak pucat
(B) Jika wajahnya pucat maka Nola takut
(C) Wajah Nola pucat belum tentu karena takut
(D) Jika Wajahnya tidak pucat maka Nola tidak takut
(E) Wajah pucat dapat disebabkan banyak faktor

Jawaban dari pertanyaan di atas adalah D.

Untuk memahami alasannya, mari simak pembahasan berikut.

Penalaran didefinisikan sebagai proses mental yang bergerak dari apa yang kita ketahui kepada apa yang tidak kita ketahui sebelumnya berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta untuk menghasilkan sebuah kesimpulan.

Tes penalaran logis adalah tes penalaran yang menguji kemampuan seseorang dalam menarik kesimpulan dari beberapa pernyataan (premis) menggunakan prinsip logika.

Cara penarikan kesimpulan adalah modus tolens.
Penarikan kesimpulan dengan modus tolens, mengikuti aturan berikut.
Jika (a) => (b) benar dan ~(b) benar maka ~(a) benar, bisa ditulis:
Premis 1: (a) => (b)
Premis 2: ~(b)
Kesimpulan: ~(a)

Analisis kesimpulan pada soal di atas:
Premis 1: Jika Nola takut (a) maka wajahnya pucat (b).
Premis 2: Jika Wajahnya tidak pucat (~b).
Kesimpulan: Nola tidak takut (~q).

Jika Nola takut maka wajahnya pucat. Dengan demikian, “Jika Wajahnya tidak pucat maka Nola tidak takut.”

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan D.

Semoga membantu ya 😊

Baca Juga :  Selain masalah fisik, masalah kecepatan memproses informasi dan mengingat mengalami penurunan pada masa dewasa akhir atau lanjut usia (lansia). Begitu juga yang terjadi pada para lansia yang tergabung di dalam komunitas Sasana Pudak Wangi. Mereka menyadari bahwa ingatan mereka mulai menurun, mulai mengalami pikun. Maka dari itu, para lansia mengikuti berbagai kegiatan di komunitas tersebut. Kegiatan dalam komunitas Sasana Pudak Wangi diantaranya adalah senam mingguan, cek kesehatan bulanan, dan kegiatan keterampilan khusus lansia oleh PKK setempat. Selain untuk mengisi waktu luang, berbagai kegiatan tersebut juga untuk mengasah ketajaman mental mereka. Dengan adanya banyak kegiatan, kerja otak mereka dapat terstimulasi untuk tetap bekerja sehingga penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat dihambat.