Gue selalu bilang, kalau mau beli saham perusahaan harus lewat yang namanya sekuritas. Nggak bisa lewat indomaret, nggak bisa juga dateng langsung ke gedung perusahaannya, nggak bisa juga langsung transfer ke rekening direkturnya, “Eh bos gue mau beli dong saham perusahaan lu”. itu nggak bisa. Pasti lo yang baru banget mau mulai investasi saham, masih bingung. “Iya gue tau lewat perusahaan sekuritas, tapi.
. gimana caranya?” Nah gue akan nunjukin ke lo langkah demi langkah nya. Dari mulai lo download aplikasinya, daftar sekuritasnya, masukin duit ke aplikasinya, sampai beli saham dan akhirnya lo bisa jadi salah satu pemegang saham perusahaan. Kali ini gue pakai Stockbit!
Mari nonton sampai habis! Kita ini cukup beruntung. Di zaman sekarang ini, kita bisa beli saham hanya dengan modal HP, koneksi internet, dan tentunya uang, yang memang kita sisihkan untuk diinvestasikan. Kenapa harus pakai handphone? Karena belinya pakai aplikasi.
Bisa nggak pakai gadget lainnya? Bisa. Selama gadget tersebut bisa download aplikasinya. Tunggu, kok aplikasi? Katanya lewat sekuritas?
Iya, jadi kita pakai aplikasinya untuk bisa terhubung dengan sekuritasnya secara online! Jadi ada 2 hal yang berbeda ya.
Ada aplikasi yang harus di download ke dalam gadget kita, kemudian nantinya aplikasi tersebut bisa menghubungkan kita dengan perusahaan sekuritas. Baru nanti kita bisa beli dan jual saham. Karena kita pakai Stockbit, lo tinggal cari dengan kata kunci “stockbit”, lewat google play atau app store.
Atau gampangnya, lo bisa klik link yang ada di kolom deskripsi. Setelah download, kemudian lo buka, halaman depannya akan ada tulisan “Stockbit by PT Mahakarya Artha Sekuritas.” Sampai sini lo mungkin udah sadar bahwa Stockbit adalah aplikasinya, Mahakarya Artha Sekuritas adalah sekuritasnya.
Oke ya? Kemudian lo akan dihadapkan sama pilihan ini, daftar atau login?
Kita pilih yang daftar. Selanjutnya dari sini rasanya gue gak perlu jelasin lebih lanjut karena prosesnya bener-bener tinggal masukin data diri doang. Siapin aja KTP, foto selfie pakai KTP, data diri, data pekerjaan, dan harus punya rekening di Bank BCA. Nah ini yang agak sedikit PR menurut gue, kalau lo belum punya rekening BCA. Kalau belum punya, lo akan diarahkan untuk buka rekening BCA dulu, tapi jangan khawatir, karena prosesnya online juga jadi cepat.
Ngomong-ngomong aman nggak sih bang? kita ngirim data-data privasi kayak gini ke mereka? Gue akan bilang aman, karena Stockbit ini sudah terdaftar di OJK. Jadi nanti di ujung, hasilnya akan ada 2 rekening yang terbentuk. Satu adalah rekening pribadi bank BCA, kalau lo memang belum punya, dan yang kedua adalah rekening dana nasabah BCA alias RDN.
Nah RDN BCA ini yang nanti bisa kita gunakan untuk beli saham. Okay? Next dulu ya. Setelah semua data registrasinya udah kita isi, nanti akan ada notifikasi kayak gini nih, Registrasi udah, tinggal di verifikasi oleh pihak sekuritas, KSEI, dan yang terakhir, verifikasi oleh Bank RDN. yang kesemuanya ini memakan waktu kurang lebih 1 hari kerja.
Jadi kalau lo belum di verifikasi, lo bisa stop dulu videonya sampai sini, nanti kita lanjut lagi. Balik lagi ke tujuan awal. Sekarang akun sekuritas lo udah jadi nih. Yay. RDN BCA yang barusan kita buat, langsung aktif, karena pakai stockbit ini minimum depositnya adalah 0 alias gak usah lo masukin dana, akunnya akan langsung aktif.
Tapi tetep aja ya, kalau mau beli saham, ya lo harus masukin dana lewat RDN yang kita buat tadi.
Gimana cara masukin dananya? Gampang, lo tinggal ke aplikasinya, lalu klik yang garis 3 ini di pojok kiri atas, kemudian lo klik “deposit”. Di sini gue kebetulan udah nyoba masukin dana 50 ribu duluan, makanya balance-nya alias saldonya ada 50 ribu. Kemudian terserah lo mau transfer nya pakai cara apa aja bebas, di halaman selanjutnya ada nomer rekening RDN BCA yang kita punya.
Nah lo kirim tuh uangnya ke rekening tersebut. Rekening itu adalah rekening khusus untuk beli ataupun jual saham. Maksudnya gimana tuh? kalau lo mau beli saham ya uangnya ngambil dari rekening ini, sedangkan kalau lo jual saham, uang hasil penjualannya akan di transfer ke rekening ini juga. Kalau mau di tarik lagi dari RDN ke rekening bank kita?
Ya pilih aja nanti “Withdraw” di sebelah deposit tadi. Gue coba transfer 950 ribu, biar saldonya jadi 1 juta. Lalu gak nyampe 5 menit, dananya udah masuk. Tapi kebetulan gue lupa screenshot waktu saldonya jadi 1 juta. Nah, sekarang saatnya kita beli saham.
Sebagai contoh, gue akan beli saham yang sering banget gue sebutin di channel ini, yaitu saham Bank BRI.
Caranya adalah dengan klik tombol search yang di tengah ini, masukin kata BBRI untuk kode sahamnya, atau tulis aja ‘Bank BRI’ nanti juga ada pilihannya, terus lo klik deh. muncul lah BBRI yang saat ini harganya adalah 4.090 rupiah per lembar, kita klik “Buy”. Selanjutnya akan muncul nih Trading Balance gue atau saldo gue yang jumlahnya adalah 1 juta rupiah.
Terus kan pertanyaanya, mau beli berapa banyak? dan di harga berapa? Gue akan beli di harga 4100 per lembar biar langsung dapet sahamnya. Kenapa bisa langsung dapet? Lo bisa nonton video gue yang membahas tentang Order Book saham, linknya ada di kolom deskripsi.
Terus berapa lot? Lot kan lo udah tau, artinya 100 lembar. Gue bisa aja klik manual disini biar 0 nya jadi 1, artinya 1 lot. Atau bisa juga gampangnya lo geser nih tombol ini ke kanan, lo slide aja. Nanti dia juga akan menyesuaikan jumlah lotnya sesuai dengan jumlah saldo yang lo punya.
Terus lanjut kita klik Buy, lalu akan keluar Preview Order, lo bisa nge cek lagi, benar atau enggaknya pesanan lo. Di sini tertera lo mau beli saham BBRI, di harga 4100 per lembar, sebanyak 1 lot, jadi totalnya lo harus bayar 410 ribu, iya kan? dan untuk broker fee nya adalah free alias gratis.
Nah Stockbit untuk saat ini sampai dengan 31 Desember 2021 biaya jasanya adalah gratis. Yang namanya lo pakai sekuritas mereka, lo sebenernya harus bayar jasa mereka.
Tapi saat ini lagi gratis, lo tinggal bayar Exchange Fee nya aja. Apa itu exchange fee? Jawabannya bisa kita klik di sini. Exchange fee adalah biaya yang memang di kenakan sama Bursa Efek Indonesia, yang besarannya adalah sebagai berikut, totalnya itu 0,043 persen dari total transaksi. Yang mana fee ini adalah fee pembelian saham termurah se-Indonesia untuk saat ini.
Karena total transaksi lo sekarang adalah 410 ribu, maka exchange fee nya adalah 176 rupiah doang. Murah banget kan? Kalau total transaksi lo 10 juta? Ya sesuaikan aja. tinggal dikalikan dengan 0,043 persen.
Ngerti ya? Kemudian langsung lo “Confirm” atau lo konfirmasi.
Pesanan lo kemudian udah disampaikan ke bursa efek. Terus lo klik “continue”, dan seperti yang udah gue bilang tadi, langsung dapet sahamnya di harga 4100 per lembar. Seratus lembar saham Bank BRI tadi udah resmi jadi punya lo dan langsung masuk ke dalam portofolio saham yang lo punya.
Sekarang saldo gue tinggal 589 ribu karena tadi abis beli Bank BRI 410 ribu. Gue coba lanjut lagi dengan dana yang tersisa untuk beli saham yang lain yaitu misalnya gue beli saham dari sektor Basic Industry. Sahamnya gue pilih saham BAJA. dengan cara yang sama, gue beli BAJA di harga 372 rupiah selembarnya dan gue beli sebanyak 15 lot alias 1500 lembar sahamnya. Statusnya masih “open”, lalu 2 menit kemudian akhirnya “match”, yang berarti saat ini gue udah punya 15 lot saham BAJA di dalam portofolio.
Nah bisa diliat kan di sini, saham Bank BRI gue nilainya 410.176. 176 nya adalah fee yang gue bayarkan ke bursa atas transaksi beli saham di pasar.
Terus saham BAJA gue nilainya adalah 558.240, yang berarti 240 nya adalah fee juga.
Sisanya saldo gue itu sekitar 31 ribuan. Jadi totalnya di dalam portofolio gue ini adalah 1 juta juga. Cuman uang cash nya itu tinggal 31 ribu, sisanya adalah berbentuk saham sekitar 968 ribu. Sehingga total equity gue alias total kekayaan bersih gue di dalam aplikasi Stockbit ini adalah 999 ribuan. Oke, ngerti lah ya?
Ngomong-ngomong kenapa sih bang lo pilih BAJA sebagai saham kedua lo? Kalau saham BRI kan emang udah jelas pernah dibahas juga sebelumnya. Jawaban gue adalah, biar ada yang bisa dibeli aja sih dengan sisa uang tadi. Tapi kalau gue mau ngasih sedikit alasan, analisis singkat gue adalah, yang pertama, harga jual material baja atau Steel itu, di tahun 2021 ini mengalami penguatan yang signifikan dibandingkan dengan 10 tahun terakhir. Terus emang dampaknya apa sih?
Perusahaan BAJA ini 90% penjualannya itu berasal dari penjualan Baja Lapis Seng Alumunium, Jadi dengan harga steel di dunia yang lagi bagus, lagi tinggi, diharapkan perusahaannya mampu nih memanfaatkan momentum ini untuk jual produknya yaitu baja lapis aluminium seng dengan harga yang lebih mahal dari sebelumnya.
Kan memang di pasar dunia harga material baja itu lagi mahal. Harapannya, si BAJA ini mampu dapet laba bersih yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di Stockbit, kita bisa liat nih data laporan keuangan perusahaan. Misalnya perusahaan BAJA ini.
Letaknya ada di halaman pas kita mau beli saham tadi. Lo pencet di bagian “KeyStats” atau statistik kunci. Langsung muncul tuh net income atau laba bersih perusahaan BAJA dari tahun 2019 sampai 2021. Di 2019 kita bisa lihat, laba bersih BAJA di tahun tersebut adalah 1 miliar doang, “1B”, B ini Billion alias artinya miliar. tahun 2020 55 miliar.
Nah, di tahun 2021, padahal baru 2 kuartal aja, alias baru setengah tahun berjalan, perusahaan BAJA ini udah menghasilkan laba bersih 79 miliar.
Coba lo bandingin sama tahun sebelumnya yang mana udah 1 tahun beroperasi, perusahaannya “hanya” mampu menghasilkan 55 Milyar. Ini baru ½ tahun udah menghasilkan 79 miliar, yang kalau disetahunkan adalah kira kira 158 miliar. Agak sesuai kan dengan harga jual material baja atau steel di dunia yang mengalami peningkatan di tahun 2021 ini. Kita ubah ini jangan net income, tapi kita ganti jadi revenue.
Nah nanti keliatan tuh, penjualan tahun 2019 itu sebesar 1,073 triliun. Sedangkan tahun 2020 naik 20% yaitu jadi sekitar 1,2 triliun. Tahun 2021 diproyeksikan penjualannya naik jadi 1,4 trilyun dalam 1 tahun. Jadi dari 2 indikator sederhana sebenernya kita jadi tau bahwa perusahaan BAJA ini mengalami perbaikan kinerja. Baik dari sisi penjualan dan dari sisi laba bersihnya.
Naah atas dasar itu gue pilihlah saham BAJA dalam video kali ini. Ya.. sebenernya masih ada alasan-alasan lain sih, tapi gue nggak akan bahas itu dalam video kali ini karena akan terlalu panjang bahasannya. Di aplikasi stockbit, selain ada Keystats, ada juga data Financial alias rangkuman laporan keuangan yang lengkap banget dari masing-masing perusahaan.
Tapi kalau gue sukanya buka lewat laptop atau komputer karena layarnya lebih besar. Ini gue kasih tutorialnya ya. Pertama lo buka browser lalu ketik stockbit.com, selanjutnya lo klik login.
Lo tinggal login aja pakai data yang sebelumnya udah kita buat.
Klik login, kemudian di pojok kiri atas lo cari deh saham yang lo mau. Misalnya BAJA, lo klik BAJA. Lalu kita klik yang Financials, terus gue pilihnya bukan Quarterly (secara kuartal) tapi gue ganti jadi Annual alias secara tahunan, biar keliatan rapi laporannya disusun per tahun. Tuh lo bisa liat, datanya ada dari tahun 2015 sampai 2020, yang 2021 belum ada karena emang tahunnya belum selesai.
Tapi kalau lo pilih ‘quarterly’, sebenernya ada aja datanya.
Oke balik lagi data annual. Di data annual alias tahunan, lo bahkan bisa klik go to fullscreen mode dan kemudian muncul lah data laporan keuangan perusahaan tersebut bahkan dari tahun 2010. Nah dari sini kan datanya bisa lo olah lagi kalau udah ngerti. kalau belum ngerti ya gapapa, nanti kita belajar pelan-pelan di video selanjutnya. Oke begitu aja.
Sekarang lo harusnya udah kebayang banget nih, gimana caranya beli saham lewat aplikasi stockbit. Untuk jualnya gue rasa gampang banget. lo tinggal ke tab portofolio, pilih saham yang mau di jual, lalu klik Sell. Nanti uang hasil penjualannya akan masuk ke RDN BCA kita. Menurut gue tampilan aplikasi stockbit ini ramah banget bagi para pengguna baru untuk mulai berinvestasi.
Tiga tombol favorit gue yaitu tombol buy, sell, dan portofolio-nya jelas letaknya ada dimana aja. Tombol-tombol lain juga didesain sedemikian ringkasnya supaya kita nggak bingung-bingung amat walaupuun kita baru banget kenal sama yang namanya kegiatan beli dan jual saham lewat aplikasi sekuritas. Untuk fitur lainnya di Stockbit, nanti lo akan sadar sendiri sambil jalan. Kayak misalnya “Stream”, yang ada di pojok kiri bawah ini. nanti sambil jalan lo akan tahu bahwa, “Ohh stream ini tuh tempat orang ngasih opini dan saling berdiskusi terhadap suatu saham tertentu” atau misalnya “Virtual Trading”, nanti lo pasti ngerti juga kalau misalnya lo buka, dan yang gak kalah penting di dalam Stockbit ini juga ada fitur Stock Screener, yang bisa nyaring saham yang sesuai dengan apa yang kita cari.
Sebagai penutup gue mau bilang ke lo semua. Belum tentu gue punya saham Bank BRI ataupun BAJA di dalam portofolio asli gue.
Begitupun juga dengan orang orang lain yang lo kenal dari internet, belum tentu mereka beneran punya walaupun mereka ngomongin itu dan nunjukkin caranya gimana. Dan kalaupun beneran punya, lo nggak akan pernah tau gue itu atau mereka itu beli di harga berapa. Lo harus selalu inget, kalau mau beli saham, jangan karena ikut-ikutan apa kata orang lain.
Apalagi kata orang lain dari internet, itu jangan.
Kalau bisa, lo analisis sendiri dulu. Biar kalau lo untung, ya karena lo. Dan kalau lo rugi ya karena lo juga. Jangan nyalahin siapa siapa.
Lo harus bertanggung jawab atas uang-uang yang lo punya. Oke segitu aja video kali ini, pesen gue tetep dari dulu. Jangan malu untuk belajar Saham dari Nol!.